Jumat, 22 Juli 2011

ahklaq kepda allah

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Makassar, Mei 2011






DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………... 1
Daftar isi………………………………………………………….………………………… …… 2
BAB I Pembahasan……….……………………………………..……………………………… 3
1. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………… 3
2. Perumusan Masalah ……………………………………………………………………….. 3
BAB II Pembahasan …………………………………………………………………………….. 4
A. Akhlak terpuji…………………………………………………………………………….4
1. Taqwa………………………………………..………………………………………………4
2. Cinta dan ridha……………………………………………………..…….…………….5
3. Ikhlas ………………………………………………………………………………………..6
4. Khauf dan raja’……………………………………………………….………………….9
5. Tawakkal………………………………………………………………..………………….9
6. Syukur………………………………………………………………………..………………9
B. Akhlak tercela
1. Kufur………………………………………………………….……………………………10
2. Takabur…………………………………………………………………………………...10
3. Riya dan ujub…………………………………………………………………………..11
4. Syirik……………………………………………………………………….……………….11

BAB III Penutup ………………………………………………………………………………..12
Daftar Pustaka …………………………………………………….…………………………… 13






BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Akhlaq didefenisikan sebagai sikap,sifat,tingkahlaku manusia baik terhadap sesamanya maupun terhadap Allah SWT,adapun Akhlaq manusia terhadap Allah SWT yakni Aklhlaq yang terpuji dan Aklhaq tercelah. Dari kedua Aklhaq ini jg dapat diklasifikasikan dalam beberapa bagian.
Oleh karena itu kami menyajikan makalah ini untuk menguraikan beberapa Aklhaq manusia terhadap Allah SWT dari berbagai referensi yang kami dapatkan
B. Rumusan Masalah
Dengan mengetahui Aklhaq terpuji dan Aklhaq tercelah terhadap Allah SWT maka manusia akan bisa menilai Aklhaqnya sendiri sehingga mereka bisa meningkatkan ketaqwaanya terhadap Allah SWT.
C . TUJUAN
i. Untuk membedakan Aklhaq yang dipuji dan dicela oleh Allah SWT
ii. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT




BAB II
PEMBAHASAN
AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT
A. Akhlaq tepuji

1 Taqwa
Definisi taqwa yang paling pepuler adalah”memelihara diri dari siksa Allah dengan mengikuti segala perintah_Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. ‘Afif ‘Abd al-Fattah Thabbarah bahwa taqwa adalah pemeliharaan diri.Diri tidak perlu pem eliharaan kecuali terhadap apa yang dia takuti , yaitu Allah SWT. Muttaqin adalah orang-orang yang memelihara diri mereka dari azab dan kemarahan Allah di dunia dan akhirat dengan cara berhenti di garis batas yang telah di tentukan, melakukan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

a. Hakikat Taqwa
Bila ajaran Islam dibagi menjadi Iman, Islam, dan Ihsan, maka pada hakekatnya taqwa adalah interalisasi ketiga dimensi tersebut. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 177 di atas Allah SWT mendefinisikan al-birru dengan Iman (beriman kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat-Malaikat, Kitab-Kitab dan Nabi-Nabi) , Islam (mendirikan shaiat dan menunaikan zakat) dan Ihsan (mendermawakan harta yang dicintainya, menepati janji dan sabar) . Setelah disebutkan berganti-ganti beberapa bagian dari Iman, Islam, dan Ihsan itu, lalu Allah menutupnya dengan kalimat: "Merekat itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.
Dari arti ayat di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hakikat taqwa adalah memadukan integral aspek Iman, Islam, dan Ihsan dalam diri seseorang. Dengan demikian orang yang bertaqwa adalah orang yang dalam waktu bersamaan menjadi Mukmin, Muslim, dan Muhsin.

b. Bertaqwa Secara Maksimal
Dalam Surat Ali-Imran ayat 102 Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya bertaqwa kepada-Nya dengan maksimal, yaitu dengan mengerahkan semua potensi yang dimiliki.yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalahkepada AIIah sebenar-benar taqwa
Kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam.” ( QS.AIi ‘imran 3: 102 )
Kualitas ketaqwaan seseorang menentukan tingkat disisi Allah SWT maksimal taqwanya semakin mu
c. Buah dari Taqwa Seseorang yang bertaqwa kepada AIIah SWT akan mendapat memetik buahnya, baik di dunia maupun diakhirat. itu antara lain :
1) Mendapatkan sikap furqan, yaitu sikap tegas membedakan antara hak dan
bathil, benar dan salah halal dan haram, serta terpuji dan tercelakan.
2) Mendapatkan limpahan berk ah dari langit dan bumi.
3) Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan.
4) Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga.
5) Mendapatkan kemudahan dalam urusannya.
6) Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar.
2. Cinta dan Ridha
Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang di cintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.Cinta dengan pengertian demikian sudah merupakan fitrah yang dimiliki setiap orang. Bagi seorang mukmin, cinta,pertama dan utama sekali diberikan kepada Allah SWT. Allah lebih dicintainya daripada segala-galanya.
Kenapa dia mencintai Allah lebih dari segala-galanya? Tidak lain karena dia menyadari bahwa Allah-lah yang menciptakan alam semesta dan isinya, serta Allah-lah yang mengelolah dan memelihara semuanya itu. Sejalan dengan cintanya kepada Allah SWT, seor ang akan mencintai Rasul dan jihad pada jalan-Nya.cinta Inilah yang disebut dengan cinta, utama, Sedangkan cinta kepada ibu bapak, anak-anak, sanak saudara, harta benda, kedudukan dan segala macamnya adalah cinta menengah yang harus berada di bawah cinta utama.

Bahkan dalam salah satu hadits Rasulallah saw menjelaskan bahwa seseorang akan merasakan kemanisan iman tadkala dia mampu mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari segala-galanya.arti dari hadits itu ialah sebagai berikut.
“Barangsiapa yang terdapat padanya tiga perkara, maka dia akan merasakan kemanisan iman. Yang tiga perkara itu ialah: (1) Mencintai Allah dan Rasul-Nya kepada yang lain-lain; (2) Mencintai manusia karena cinta kepada Allah semata-mata; (3) Menbenci kembali kepada kufur seperti kebencinnya bila dilemparakan ke dalam api neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sejalan dengan cinta, seorang Muslim haruslah dapat bersikap ridha dengan segala aturan dan keputusan Allah SWT. Artinya dia harus dapat menerima dengan sepenuh hati, tanpa penolakan sedikitpun, segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, baik berupa perintah, maupun larangan ataupun petunjuk-petunjuk lainnya.Demikianlah sikap cinta dan ridha kepada Allah SWT.
3. IKHALS
Secara etimologi ikhlash (Bahasa Arad) berakar dari kata khalasha dengan arti bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah beramal semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Dalam bahasa popelenya ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih hanya semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Di bawah ini akan menjelaskan criteria keikhlasan tersebut.
a. TIGA Unsur Keiklasan
Menurut hemat penulis persolan ikhlas itu tidak ditentukan oleh ada atau tidak adanya imbalan materi, tetapi ditentukan oleh tiga factor:
1. Niat yang ikhlas (ikhlàsh an-niyah)

Dalam islam factor niat sangat penting. Apa saja yang dilakukan oleh seorang Muslim haruslah berdasarkan niat mencari ridha Allah SWT (lillahi rabbil àlamîn), bukan berdasarkan motivasi lain. Faktor ini memang sangat menetukan diterima atau tidaknya amalan seseorang di sisi Allah SWT. Betapapun secara lahir amalannya baik, tapi kalau landasan niatnya bukan karena Allah, amalannya tidak akan diterima, sia-sia. Rasulullah saw menegaskan yang artinya:
“Sesunggunya Allah tidak memandang bentuk tubuh dan rupamu, tapi memandang hatimu.”(HR. Muslim)



2. Beramal dengan sebaik-baiknya (itqân al-‘amal)

Niat yang ikhlas harus diikuti dengan amal yang sebaik-baiknya. Seorang muslim yang mengaku ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan melakukan perbuatan itu sebaik-baiknya. Dia lakukan dengan etos kerja dan profesionalitas yang tinggi. Tidak boleh sembarangan,jadi asal, apalagi acak-acakkan. Kualitas amal atau pekerjaan tidak ada kaitanya dengan honor atau imbalan materi. Berbeda misalnya kalau dia mendapatkan gaji, maka dia akan berusaha aktif dengan ppenuh displin. Sehubungan dengan itqân al-‘amal ini Rasulullah saw besabda yang artinya;
“Sesungguhnya Allah SWT menyukai, bila seseorang beramal, dia melakukannya dengan sebbaik-baiknya…” (HR.Baihaqi)

3. Pemanfaatan hasli usah dengan tepat (jaudah al-adâ)

Unsur ketiga dari ikhlasan mengyakut pemanfaatan hasil yang diperoleh.Misalnya menutut ilmu. Setelah seorang Muslim berhasil melalui dua tahap keikhlasan, yaitu niat ikhlas karena Allah SWT dan belajar dengan rajin, tekun dan disiplin, maka setelah berhasil mendapatkan ilmu itu, yang ditandai dengan keberhasilannya meraih gelar kesarjanaan,bagaimana dia memanfaatkan imunnya atau kesarjanaannya dengan tepat. Ikhlas atau tidaknya seseorang beramal tidak ditentukan oleh ada atau tidak adanya imbalan materi yang dia dapat, tapi ditentukan oleh niat, kualitas amal, dan pemanfaatan hasil.

b. Keutamaan Ikhlas

Allah SWT memeritakan kepada kita utuk beribadah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dan beramal semata-mata mengharapkan ridha-Nya. Hanya dengan keikhlasanlah semua amal ibadah akan diterima oleh Allah SWT. Rasulullah saw mengucaapkan selamat (thûba) kepada para mukhlishîn. Beliaua bersabda yang arti-Nya: “Selamatlah para mukhlishîn. Yaitu orang-orang yang bila hadir tidak dikenal, bila tidak hadir tidak dicari-cari. Mereka pelita hidayah, mereka selalu selamat dari fitnah kegelapan …” (HR. Baihaqi)
Seorang mukhlish tidak akan pernah sombong kalau berhasil, tidak putus asa kalau gagal. Tidak lupa diri menerima pujian dan tidak mundur dengan cacian. Sebab dia hanya berbuat semata-mata mencari keridhaan Allah.Seorang mukhlish akan selalu bersemangat dalam beramal. Pujian tidak membuat dia terbuai, dan cacian tidak membuat dia mundur. Yang dicarinya hanyalah ridha Allah semata. Tapi seorang yang tidak ikhlas akan cepat terbuai dan lupa diri bila mendapatkan pujian, dan cepat berputus asa menghadapi segala rintangan dalam perjungan.

c. Riya Menghapukan Amalan

Lawan dari ikhlas adalah riya. Yaitu melakukan sesuatu bukan karena Allah, tapi karena ingin dipuji atau karena pamrih lainnya. Secara etimologis riya berakar dari kata ra-a, yara (melihat), ara-a, yuri-u (memperlihatkan). Riya atau syirik kecil akan menghapus pahaia amalan seseorang. Dalam sebuat hadits yang panjang Rasulullah saw menggambarkan bahwa di akhirat nanti ada beberapa orang yang dicap oleh Allah SWT sebagai pendusta. Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman yang arti-Nya: “Akulah yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa yang melakukan amalan yang menyekutukan Aku dengan yang lain, maka Aku berlepas diri darinya, maka amalannya untuk ssekutu itu.” (Hadits Qudsi Riwayat Muslim )
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 264 dan 265 Allah SWT membandikan amalan yang ikhlas mencari ridha Allah SWT semata-mata dengan dua perumpamaan. Pertama, amalan shaleh seseorng diumpamakan dengan tanah yang dilekatkan kepada sebuah batu licin. Sedikit demi sedikit tanah yang melekat hingga menutupi seluruh batu. Kedua, amalan shaleh yang dilakukan dengan ikhlas ibarat sebuah kebun terletak di daratan tinggi yang memang pada asalanya sudah subur, sehingga apabila sirami hujan lebat dia akan bertambah subur.
Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa dalam beramal dan berjung riya menyebakan seseorang tidak tahan menghadapi tantangan dan hambatan. Staminanya tidak kuat dan napasnya tidak panjang. Dia akan cepat mundur dan patah semangat apabila ternyata tidak ada yang memujinya.Berbeda dengan orang ikhlas, tidak terbuai dengan ppujian dan tadak patah semangat dengan kritikan. Staminanya kuat dan napas panjang.Dan lebih dari itu dia diridhai Allah SWT.

4. KHAUF DAN RAJA’

Khauf dan raja’ atau takut dan harap adalah sepasang sikap batin yang harus dimiliki secara seimbang oleh setiap Muslim. Dominasi khauf menyebakan sikap pesisisme dan putus asa, sementara dminasi raja’ menyebabkan seseorang lalai dan lupa diri serta merasa aman dari azab Allah.
a. Khuaf
Adalah kegalauan hati membayakanu sesuatu yang tidak disukai yang akan menimpanya,atau membayakan hilangnya sesuatu yang disukainya (faza’al_qalb min makrub au min makbub yafu’tuh).
b. Raja’
Raja atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa yang akan datang (ta’liq al_qalbi bi mahbub fi mastdqbal)

5. TAWAKAL
Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada salain Allah dan menyerahkan keputusan segalah sesuatunya kepada_Nya.

6. SYUKUR
Syukur ialah memuji sipemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya.Syukurnya seorang hamba berkisar atas 3hal,yang apabila tidak bketiganya tidak berkumpul,maka tidaklah dinamakan bersyukur,yaitu:mengakui nikmat dalam batin,membicarakannya secara lahir,dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah.



B. AKHLAQ TECELAH (MADZMUMAH)
1. kufur
Secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’ kafur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasullnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya.
Jenis kufur ada dua:

a. Kufur besar
Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama islam,tebagi atas 5 macam:
*Kufur karena mendustakan
*KUfur karena enggang dan sombong,padahal membenarkan.
*Kufur karena ragu
*Kufur karena berpaling
*Kufur karena nifak

b. Kufur kecial
Kufur kecil yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama islam, dan ia adalah kufur amali.Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar.

2. Takabbur

Definisi Takabbur
Rasulullah SAW mendefisikan “takabbur” sebagai sikap “menolak kebenaran dan merendakan lain,” Pengertian itu Nabi sampaikan kepada orang yang mempertanyakan sikap salah seorang sahabat yang suka memakai baju dan sendal bagus. Sabda Nabi: Sesunggunya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Takabbur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” HR. Muslim.

Macam –macam takabbur
Takabbur kepada Allah
Takabbur kepada Rasul
Takabbur atas sesama manusia

3. Riya dan Ujub

Sesungguhnya penyakit yang paling besar serata mematikan yang menimpa hati manusia, serta dapat menjadikan amalan-amalan sia-sia, juga merusak seluruh perbuatan manusia serta melahirkan kekerasan dan kekejian adalah Riya dan Ujub.
Riya adalah bagian dari perbuatan syirik mensekutukan Allah, sementara Ujub : adalah bagian dari perbuatan syirik terhadap diri sendiri, kedua sikap ini menyatu pada diri orang yang takabbur.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Haritsah bin Wahab: “Maukah kalian aku beritakan tentang penghuni neraka; yaitu setiap orang yang berperangi jahat serta kasar, oranng gemuk yang berlebih-lebihan dalam berjalannya, dan orang-orang yang sombong.

4. Syirik

1. DEFINISI SYIRIK
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rubbiyyah dan Uluhiyyah Allah Subbuanahu wa Ta’aia. Umumya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah di samping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan sesuatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selainNya.

2. JENIS-JENIS SYIRIK
Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil.
a. Syirik Besar
Syirik Besar adalah memalingkan sesuatau benuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembilian kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syitan, atau mengha rapkan selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik Besa itu Ada Empat Macam
1. Syirik Do’a, yaitu di samping berdo’a kepada Allah SWT, jg bardo’a kepada selain_Nya.
2. Syirik niat, keinginan dan tujuan, yaitu menunjutkan sesuatu ibadah untuk selain ALLah SWT,
3. Syirik Ketaatan yaitu mentaati selain kepada Allah dalam hal maksiat kepada Allah
4. Syirik Mahabbah(Kecintaan) yaitu menyamakan selai Allah dengan Alaah dalam hal kecintaan
b. Syirik Kecil
Syirik Kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama islam,tetapi mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar
Syirik Kecil ada 2 macam.
1. Syirik zhahir (nyata) ,yaitu syirik dalam bentuk bentuk ucapan dan perbuatan.
2. Syirik khafi(tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat












BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aklhaq terhadap Allah yakni ada Aklhaq yang terpuji dan tercelah, Aklhaq yang terpuji diantaranya:
Taqwa
Definisi taqwa yang paling pepuler adalah”memelihara diri dari siksa Allah dengan mengikuti segala perintah_Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Cinta dan Ridha
Cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang di cintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.Cinta dengan pengertian demikian sudah merupakan fitrah yang dimiliki setiap orang. Bagi seorang mukmin, cinta,pertama dan utama sekali diberikan kepada Allah SWT. Allah lebih dicintainya daripada segala-galanya.
IKHALS
Kufur Secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara’ kafur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasullnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya. Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rubbiyyah dan Uluhiyyah Allah Subbuanahu wa Ta’aia
Syirik
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rubbiyyah dan Uluhiyyah Allah Subbuanahu wa Ta’aia


DAFTAR PUSTAKA

Yunaha Ilyas ,kuliah aqidah islam(Yokyakarta:LPPI Universitas Muhammadyah Yogyakarata, 1992
Ahmad Darson Munawwir, kamus arab _indonesia(Yogyakarta Al_Munawwir 1984)
Muhammad Al_Ghasali dkk,wasiat taqwa, terjemahan Husein Muhammad (Jakarta: Bulan Bintang,1986)
Afif’ Abd al_fattah,Thabbara,Rub ad_Din al_islami(Beurut: Dar al_ilmu li al Malayin,1992)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar