Jumat, 22 Juli 2011

makalah konsep sosialkultural

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Perkembangan kognitip dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam situasi sosial yang hampa . Lev Vygotsky (1896- 1934), adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia , mengenai poin penting tentang pikiran anak ini lebih dari setengah abad yan lalu. Teori Vygotsky mendapat perha tian yang makin besar ketika memasuki akhir abad ke-20.
Lev Vygotsky menulis karyanya di Uni Soviet selama 1920-an sampai 1930-an . Namun, karyanya baru di publikasikan di dunia Barat pada tahun 1960-an. Sejak saat itulah, tulisan-tulisannya menjadi sangat berpengaruh. Vygotsky adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitip terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinya sendiri .

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana teori perkembangan kognitif menurut Vygotsky dan cara menerapkannya kepada anak-anak !

TUJUAN
Tujuan teori Vygoysky adalah untuk membantu anak-anak dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di bidang –bidang tersebut ,melalui pengorganisasian pengalaman-pengalaman interaksi sosial , sehingga perkembangan mental anak-anak menjadi matang
BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP SOSIOKULTURAL
Banyak developmentalis yang bekerja di bidang ke budayaan dan pembangunan menemukan dirinya sepaham dengan Vygotsky., yang berfokus pada konteks pembangunan social budaya. Teori Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan –kegiatan sosial budaya . Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan , perhatian ,dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa,sistem matematika , dan alat- alat ingatan.Ia juga menekankan bagaimana anak-anak di bantu berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil didalam bidang-bidang tersebut.
Menurut Vygotsky , anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun , anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan , berpikir dan m saikan masalah .Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai “alat kebudayaan” tempat individu hidup dan alat-alat itu berasal dari budaya.
Vygotsky menekankan baik level konteks sosial yang bersifat institusional maupun konteks sosial yang bersifat interpersonal. Pada level institusional ,sejarah kebudayaan organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas kognitif melalui institusi seperti sekolah ,penemuan seperti komputer , dan melek huruf.Level interpersonal memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada keberfungsian mental anak. Menurut Vygotsky ,keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung.

PERKEMBANGAN BAHASA
Kita tidak mempelajari bahasa di dalam suatu “ ruang hampa sosial “(social vacuum).Kebanyakan anak-anak di ajari bahasa sejak usia yang sangat mudah. Dewasa ini , kebanyakan peneliti pengusaan bahasa yakin bahwa anak-anak dari berbagai konteks sosial yang luas menguasai bahasa ibu mereka tanpa diajarkan secara khusus dan dalam beberapa kasus tanpa penguatan yang jelas.Dengan demikian aspek yang penting dalam mempelajari suatu bahasa tampaknya tidaklah banyak.Karna, proses pembelajaran bahasa biasanya memerlukan lebih banyak dukungan dan keterlibatan dari pengasuh dan guru.Suatu peran lingkungan yang membangkitkan rasa ingin tahu dalam penguasaan bahasa pada anak kecil di sebut motherese, yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara pada bayi frekuensi dan hubungan yang lebih luas dari pada normal, dan dengan kalimat-kalimat yang sederhana.
Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif daripada Piaget.Karna ,bagi Vygotsky , bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain . Awalnya ,satu-satunya fungsi bahasa adalah komunikasi.Bahasa dab pemikiran berkembang sendiri , tetapi selanjutnya anak mendalami bahasa dan belajar menggunakanya sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah. Dalam tahap praoperasional ,ketika anak belajar menggunakan bahasa untuk menyelesaikan masalah ,mereka berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah. Sebaliknya , begitu menginjak tahap operasional konkret, percakapan batiniah tidak terdegar lagi.

ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT
Menurut teori Vygotsky ,Zone Of Proximal Development merupakan celah antara actual development dan pontesial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan taman sebaya.
Maksud dari Zone Of Proximal Development (ZPD) adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak. Ketika siswa mengerjakan pekerjaannya di sekolah sendiri, perkembangan mereka kemungkinan akan berjalan lambat.Untuk memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks.Melalui perubahan yang berturut-turut dalam berbicara dan bersikap, siswa mendiskusikan pengertian barunya dengan temannya kemudian mencocokkan dan mendalami kemudian menggunakannya.Sebuah konsekuensi pada proses ini adalah bahwa siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulasi).

KONSEP SCAFFOLDING
Scaffolding merupakan suatu istilah yang ditemukan oleh seorang ahli psikologi perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner, yakni suatu proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan proksimalnya.
Scaffolding dapat diartikan bahwa sebagai sejumlah bantuan kepada seorang siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah melakukannya.Scaffolding merupakan bantuan yang di berikan kepada siswa untuk belajar memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri.

KONSTRUKTIVISME
Konstuktivisme adalah suatu teori belajar yang mempunyai suatu pedoman dalam filsofi dan antropologi sebagai psikologi. Pedoman filsofi pada teori ini ditemukan pada abad ke-5 sebelum masehi. Ketika Scorates memajukan pemikiran dari level sophist oleh metode perkembangan sistematis yang ditemukan melalui gabungan antara pertanyaan dan alasan logika. Metode baru ini yang mengkontribusi secara besar-besaran untuk memajukan aspek pemecahan masalah aliran konstruktivisme.
Konsruktivisme yang mempunyai pengaruh besar pada tahun 1930 yang bekerja sebagai psikologi Rusia adalah L.S.Vygotsky. Vygotsky mencatat bahwa interaksi individu dengan orang lain berlangsung pada situasi sosaial. Vygotsky percaya bahwa subyek yang dipelajari berpengaruh pada proses belajar, dan mengakui bahwa tiap-tiap ilmu mempunyai metode pembelajaran tersendiri. Vygotsky adalah seorang guru yang tertarik untuk mendesign kurikulum sebagai fasilitas dalam interaksi siswa.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar konstruktivisme, yaitu penekanan hakekat sosiokultural dari pembelajaran.Menurut vygotsky, bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinngi itu terserap kedalam individu tersebut. Implikasi dari teori Vygotsky dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif. Disamping itu model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa dan juga model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

SARAN
Dalam teori Vygotsky kita di sarankan untuk menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa dan memberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri,serta dapat menyadarkan agar strategi mereka sendiri dalam belajar.







DAFTAR PUSTAKA

Dahlan . 1190. Pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning). Online (hhtp://www.Universitas Negeri Jakarta.ac.id/Unj).Diakses 02 February 2010

Slavin . 1994. Teori Belajar Konstruktrjarivis dalam Pembelajaran Fisika. Online ( hhtp://www. Universitas Negeri Jakarta . ac.id / Unj) .Diakses 02 February 2010

























TUGAS KELOMPOK
MAKALAH
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF VYGOTSKY







Dosen Pembimbing :
MARKAS ISKANDAR S.Ag M. Pd,i


Disusun Oleh :
KELOMPOK VII
RAHMIYATI
KURSIAH
SITTI MASITA
ALI MUJAHID

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2010 / 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Makassar,25 Juni 2011



Penyusun









DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
Koonsep Sosialkultural 2
Perkembangan Bahasa 3
Zone Of Proximal Development 4
Konsep Scaffolding 4
Konstruktivisme 5
BAB III PENUTUP 6
Kesimpulan 6
Saran 6
Daftar Pustaka 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar